Nusantara

Wednesday, February 3, 2010

Pohon Alpokat Ayah



Pagi ini aku termangu ketika melihat seorang lelaki Mesir paruh baya menggendong anaknya di pundak. Anak perempuannya itu melingkarkan tangan kirinya di kepala ayahnya, dan tangan kanannya menggenggam sebuah apel hijau. Badannya yang kecil terpantul-pantul mengikuti gerakan langkah ayahnya yang cepat. Aku melihat wajahku di raut muka anak perempuan tadi, 19 tahun yang lalu.
Tanpa sadar aku tersenyum. Aku sudah dewasa sekarang, tapi aku mengingat dengan jelas kenangan saat itu. Bayangan ayahku berkaos putih oblong dan celana hitamnya,