Pagi ini aku termangu ketika melihat seorang lelaki Mesir
paruh baya menggendong anaknya di pundak. Anak perempuannya itu melingkarkan
tangan kirinya di kepala ayahnya, dan tangan kanannya menggenggam sebuah apel
hijau. Badannya yang kecil terpantul-pantul mengikuti gerakan langkah ayahnya
yang cepat. Aku melihat wajahku di raut muka anak perempuan tadi, 19 tahun yang lalu.
Tanpa sadar aku tersenyum. Aku sudah dewasa sekarang, tapi
aku mengingat dengan jelas kenangan saat itu. Bayangan ayahku berkaos putih
oblong dan celana hitamnya,