Dahulu, ketika kita masih begitu akrab dengan merah putih dibadan
dan Tut Wuri Handayani di kepala, maka pekerjaan rumah dari guru adalah
masalah terbesar bagi kita. Dahulu, saat hanya ada kata “bermain bersama
teman-teman” yang terpahat dibenak, maka
panggilan pulang ke rumah adalah suara paling mengganggu kebebasan gerak kita.
Kita semua setuju bahwa masa-masa itu adalah masa terindah yang menyajikan
warna-warni tawa dan kebebasan. Lihat saja tokoh Peter pan yang memilih tinggal
di Dream Land karena ia menolak tumbuh dewasa. Ia takut tak akan ada
lagi kebebasan, pertualangan, dan
mimpi-mimpi ceria anak kecil seperti yang biasa ia rasakan. Peter pan melupakan
satu kenyataan penting bahwa dewasa pun memiliki pertualangannya sendiri.
Akan terasa aneh mungkin, jika cerita masa kecil dan potongan
dongeng menjelang tidur disangkut pautkan dengan kehidupan kita, Mahasiswa
Indonesia Mesir. Tetapi tidak, jika kita
mau merenung sejenak dan mengajak imajinasi kita menengok masa lalu sambil
memetik pelajaran-pelajaran kecil ditiap
episode kanak-kanak.