Nusantara

Tuesday, August 2, 2011

Pencari Cahaya


Malam ini aku keluar dari persembunyian rasa malu  
Diiringi derakan kerikil 
dan tiupan angin masa lalu
Sambut langkahku terengah-engah
Bumiku hitam kelam
Udaraku adalah kematian
Bahkan debu tak  terima pijakan  hina
Aku tak punya arti katanya
Sama seperti kepalaku yang hilang
Tertinggal tanpa gelar

Berhenti sejenak dan menolehlah
Kenalkan namaku yang  tiada
Kau boleh berdiri dibawah lampu jalan itu
Agar kau lihat wajahku yang layu
Atau mintalah bantuan angin
Yang masih sudi mengantar nafasku
Maka kau akan menemukan
Aku yang terhimpit tak  be-ruang
Yang kelam tak dijamah sinar


Lalu ku dengar kata menyapaku
Sayup-sayup
Tumpang tindih
Memanggil penuh pesona mantra cinta
Cahayanya kalahkan lampu jalan itu
Tak bosankah kau diamkanku?
Tanyanya tak sinis tak benci

Tahun-tahun tak lagi mengenal hari
Apalagi menit yang dulu pernah kau tukar mati
Aku adalah sabda dari masa yang terkubur
Asing ditelingamu karena lama kau tinggal tidur
Hurufku hilang kataku melayang
Diambil elang yang tak pernah pulang
Biarkan..
Biarkan aku menjelma debu
Dibawa angin dan berputar-putar di hulu
Jika kau memang ingin mati
Tak usah mengenalku lagi

Debu-debu itu tak sudi pada pijakanku
Tapi kata-kata itu membuka lembaran
Menjamu kepalaku
Dan duniaku yang kelam hitam
Ia memberiku nama
Mengejanya dari kasih sang Maha Tahu
Kau adalah pencari cahaya ujarnya
Tapi aku tersipu tak tahu malu

No comments:

Post a Comment